Saturday 21 May 2016

kapal perang TNI AL KRI Dipenegoro 365 ...

kapal perang republik indonesia KRI  DI PERNEGORO -365



                 

Monday 16 May 2016

Tuesday 3 May 2016

Helicopter Live Fire Attack mi-35 vs apache Exercise • Indonesia 2016



helicopter TNI AD sedang melaksanakan latihan bersama us army





Friday 29 April 2016

indonesian air force Aksi Jet Tempur TNI AU Military fighter jet action...

kekuatan militer indonesia semakin di segani karena sudah mempunyai alutsista yang cukup canggih

diantaranya tank leopard 2a4  16 sukhoi buatan rusian yang sangat canggih saat  ini










Saturday 27 December 2014

Kapal Perang KRI Ki Hajar Dewantara (364)

KRI Ki Hajar Dewantara (364). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Ki Hajar Dewantara (364)
KRI Ki Hajar Dewantara (364) merupakan kapal perusak kawal berpeluru kendali. Kapal ini juga merupakan kapal perang latih bagi anggota TNI AL. KRI Ki Hajar Dewantara merupakan bagian dari armada pemukul (striking force). Memiliki kemampuan jelajah dan persenjataan yang mumpuni bagi pengawalan dan perlindungan kawasa perairan Republik Indonesia. KRI Ki Hajar Dewantara mengambil nama dari seorang pahlawan nasional yang juga merupakan Bapak Pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara.

Data teknis
KRI Ki Hajar Dewantara (364) memiliki berat 1,850 ton. Dengan dimensi 96,70 meter x 11,2 meter x 3,55 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel jelajah, 2 shaft menghasilkan 7000 bhp dan 1 boost turbine dengan 22,300 shp. Sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 27 knot. Diawaki oleh 91 pelaut 14 instruktur dan 100 taruna.

Persenjataan
Sebagai bagian dari armada pemukul KRI Ki Hajar Dewantara (364) dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan untuk menjaga wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
  • 4 rudal permukaan-ke-permukaan MM-38 Exocet buatan Perancis dengan jangkauan maksimal sekitar 42 Km dengan kecepatan 0,9 mach dan hulu ledak seberat 165 Kg dalam konfigurasi 2x2.
  • 1 Meriam Bofors 57/70 berkaliber 57mm dengan kecepatan tembakan 200 rpm, jangkauan 17 Km untuk target permukaan dan udara dengan pemandu tembakan Signal WM28.
  • 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 KM untuk target udara.
  • 4 Torpedo AEG SUT, berpeluncur tabung 533mm, jangkauan 28 Km pada 23 knot atau 12 Km pada 35 knot dengan hulu ledak seberat 250 Kg.
  • Bom Laut/Mortir Anti Kapal Selam
  • Peluncur peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral.
Sensor dan Elektronis
Sonar menggunakan PHS-32 hull mounted MF, kontrol penembakan menggunakan WM-28 dan EW menggunakan SUSIE-1 intercept, 2 flare RL

Penerbangan
KRI Ki Hajar Dewantara (364) memiliki landasan untuk helikopter NBO-105. NBO-105 adalah helikopter buatan Industri Pesawat terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang telah berganti nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia. Helikopter ini berfungsi sebagai over horizon survelilance, anti kapal selam dan transportasi.


KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376)

KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376)
KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376) adalah sebuah kapal korvet Kelas Parchim yang dibuat untuk Volksmarine / AL Jerman Timur pada akhir 70-an. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal / pantai. Enam belas kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal (versi modifikasi) dibuat untuk AL Soviet pada 1985-1990 oleh Peenewerft, Wolgast. Soviet memesan kapal ini dengan tujuan untuk menolong industri kapal Jerman Timur , karena saat itu sebenarnya Soviet sudah mempunyai korvet Kelas Grisha yang lebih baik dibanding Parchim dalam semua aspek. Begitu keluar dari perairan dangkal keampuhan dari kapal ini menurun drastis. 

Di Soviet korvet kelas Parchim dikembangkan lagi menjadi korvet kelas Parchim II. Setelah Penyatuan kembali Jerman, bekas negara Jerman timur menjual kapal-kapal Parcimnya ke TNI AL Indonesia pada tahun 1993. Oleh TNI AL kapal ini dimodifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM untuk patroli lebih lama dilaut. 

Spesifikasi Kapal Perang KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376) :
  • Berat benaman : 793 ton standar, 854 ton beban penuh
  • Panjang : 75,2 m (246,7 ft)
  • Lebar : 9,78 m (32,1 ft)
  • Draft : 2,65 m (8,7 ft)
  • Tenaga penggerak : 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp
  • Kecepatan : 24,7 knot
  • Jarak tempuh : 2.100 nm pada 14 knot
  • Awak kapal : 62 orang
  • Sonar & Radar : Radar MR-302/Strut Curve, Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob
  • Persenjataan elektronik : Sonar MG-322T, Decoy PK-16 decol RL
  • Persenjataan : 2 x SA-N-5 SAM, 2 x 57 mm gun (1x2), 2x30mm gun (1x2) atau 1 x AK-630, 2 x RBU-6000-peluncur roket anti kapal selam, 4 x 400 mm tabung torpedo, 60 x ranjau

KRI Frans Kaisiepo (368)



KRI Frans Kaisiepo (368). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Frans Kaisiepo (368)
KRI Frans Kaisiepo (368) merupakan kapal keempat dari kapal korvet kelas SIGMA milik TNI Angkatan Laut. KRI Frans Kaisiepo merupakan sebuah korvet yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda dimulai pada tahun 2006 khusus untuk TNI-AL. Bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara.

Kontrak pembelian dan pembuatan Kapal kelas ini dilakukan pada bulan Januari 2004 dan efektif berlaku sejak 12 Juli 2004. Kapal dibuat di galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding (SNS), Vlissingen, Belanda. Setelah sebelumnya direncanakan untuk dibuat di Surabaya oleh PT PAL, tetapi Batal. Kapal perang Indonesia ini menggunakan nama Frans Kaisiepo, salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Papua.

Persenjataan Kapal Perang KRI Frans Kaisiepo (368)

Torpedo :
KRI Frans Kaisiepo (368) dilengkapi dengan torpedo 3A 244S Mode II/MU 90 yang dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo tipe B515.

Peluru kendali :
Dipasang dua tipe rudal di atas kapal ini, yaitu:
  • Peluru kendali anti kapal: MBDA Exocet varian terbaru MM40 block 2 yang mampu menjangkau target berjarak 180 km.
  • Peluru kendali darat ke udara: MBDA Mistral versi terbaru TETRAL. Mistral adalah sistem rudal pertahanan udara jarak sangat pendek, yang dapat digunakan dari berbagai platform, bisa dari kendaraan di darat, kapal, helikopter, bahkan dengan konfigurasi jinjing ala Stinger.
Meriam :
Meriam utama di posisi A dipasang Oto-Melara 76 mm buatan Italia. Sedangkan kanon ringan tambahan pada posisi B dipasang Auxiliary Gun 2 x 20 mm Vector G12.

Persenjataan elektronik :
  • Sistem manajemen tempur Thales TACTICOS buatan Thales, sebuah perusahan hi-tech Belanda, spesialis dalam bidang disain dan produksi sistem integral untuk komando dan kontrol, sensor dan komunikasi. Sistem ini dikenal dengan nama Combat Management System (CMS). Keunggulan teknologi yang dikembangkan Thales kini menjadi standar pertahanan NATO.
  • Data Link: LINK Y Mk2 datalink system
  • Komunikasi elektronik: Thales/Signaal FOCON
  • Sistem Pengumpan: TERMA SKWS
  • Platform integrasi utama: Imtech UniMACs 3000 Integrated Bridge System
Sensor dan Elektronis Kapal Perang KRI Frans Kaisiepo (368)

Radar :
Radar utama MW08 3D multibeam surveillance buatan Thales, sebuah radar dengan G-band, yang merupakan famili 3D multibeam jarak menengah (105 km) untuk survei, menentukan sasaran, dan penjejakan. MW08 ini dilengkapi dengan teknologi radar termutakhir yang pendeteksiannya serba otomatis. Radar ini juga dilengkapi dengan kontrol tembak untuk mengendalikan senjata terhadap sasaran permukaan. Ini juga diperkuat dengan radar kontrol tembak LIROD Mk2.

Sonar :
Thales Kingklip frekuensi menengah aktif/pasif ASW hull mounted sonar

Tenaga Penggerak Kapal Perang KRI Frans Kaisiepo (368)

Kapal kelas sigma KRI Frans Kaisiepo (368) ini dilengkapi dua buah mesin diesel V28-33D STC (sequintial turbo charging) diproduksi oleh MAN Diesel (Jerman) berkonfigurasi V 20 silinder. Mesin berkekuatan 8900 kW ini masing-masing menggerakan sebuah baling-baling yang bisa diatur kemiringan bilahnya melalui sebuah gir pengurang putaran satu tingkat. Mesin berbobot 46 ton ini berukuran panjang x lebar x tinggi = 7330 x 2100 x 3180 mm.

Maritime Task Force/UNIFIL pada tanggal 21 Oktober 2010, KRI Frans Kaisiepo (368)secara aktif memberikan kontribusi kepada Maritme Task Force/UNIFIL mulai dari pelaksanaan patroli rutin, latihan bersama baik dengan LAF-Navy maupun unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainya di AMO (Area of Maritime Operation). Misi tugas dari Maritime Task Force merupakan bagian keseluruhan dari operasi UNIFIL di Lebanon. Dengan melaksanakan pengawasan terhadap wilayah perairan Lebanon, hal ini akan mewujudkan suatu perdamaian di Lebanon.

KRI Sultan Iskandar Muda (367)



KRI Sultan Iskandar Muda (367). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Sultan Iskandar Muda (367)
KRI Sultan Iskandar Muda (367) merupakan kapal ketiga dari kapal korvet kelas SIGMA milik TNI Angkatan Laut. KRI Iskandar Muda merupakan sebuah korvet yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda dimulai pada tahun 2006 khusus untuk TNI-AL. Bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara.

Nama
Menggunakan nama Iskandar Muda, salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Aceh.

Persenjataan Kapal Perang KRI Sultan Iskandar Muda (367) :

Torpedo
KRI Sultan Iskandar Muda (367) dilengkapi dengan torpedo 3A 244S Mode II/MU 90 yang dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo tipe B515.

Peluru kendali
Dipasang dua tipe rudal di atas kapal ini, yaitu:
  • Peluru kendali anti kapal: MBDA Exocet varian terbaru MM40 block 2 yang mampu menjangkau target berjarak 180 km.
  • Peluru kendali darat ke udara: MBDA Mistral versi terbaru TETRAL. Mistral adalah sistem rudal pertahanan udara jarak sangat pendek, yang dapat digunakan dari berbagai platform, bisa dari kendaraan di darat, kapal, helikopter, bahkan dengan konfigurasi jinjing ala Stinger.
Meriam
Meriam utama di posisi A dipasang Oto-Melara 76 mm buatan Italia. Sedangkan kanon ringan tambahan pada posisi B dipasang Auxiliary Gun 2 x 20 mm Vector G12.

Persenjataan elektronik
  • Sistem manajemen tempur Thales TACTICOS buatan Thales, sebuah perusahan hi-tech Belanda, spesialis dalam bidang disain dan produksi sistem integral untuk komando dan kontrol, sensor dan komunikasi. Sistem ini dikenal dengan nama Combat Management System (CMS). Keunggulan teknologi yang dikembangkan Thales kini menjadi standar pertahanan NATO.
  • Data Link: LINK Y Mk2 datalink system
  • Komunikasi elektronik: Thales/Signaal FOCON
  • Sistem Pengumpan: TERMA SKWS
  • Platform integrasi utama: Imtech UniMACs 3000 Integrated Bridge System
Sensor dan Elektronis Kapal Perang KRI Sultan Iskandar Muda (367) :

Radar
Radar utama MW08 3D multibeam surveillance buatan Thales, sebuah radar dengan G-band, yang merupakan famili 3D multibeam jarak menengah (105 km) untuk survei, menentukan sasaran, dan penjejakan. MW08 ini dilengkapi dengan teknologi radar termutakhir yang pendeteksiannya serba otomatis. Radar ini juga dilengkapi dengan kontrol tembak untuk mengendalikan senjata terhadap sasaran permukaan. Ini juga diperkuat dengan radar kontrol tembak LIROD Mk2.

Sonar
Thales Kingklip frekuensi menengah aktif/pasif ASW hull mounted sonar.

Tenaga Penggerak Kapal Perang KRI Sultan Iskandar Muda (367) :
Kapal kelas sigma KRI Sultan Iskandar Muda (367) ini dilengkapi dua buah mesin diesel V28-33D STC (sequintial turbo charging) diproduksi oleh MAN Diesel (Jerman) berkonfigurasi V 20 silinder. Mesin berkekuatan 8900 kW ini masing-masing menggerakan sebuah baling-baling yang bisa diatur kemiringan bilahnya melalui sebuah gir pengurang putaran satu tingkat. Mesin berbobot 46 ton ini berukuran panjang x lebar x tinggi = 7330 x 2100 x 3180 mm.

KRI Hasanuddin (366)




KRI Hasanuddin (366). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Hasanuddin (366)
KRI Sultan Hasanuddin dengan nomor lambung 366 merupakan kapal kedua dari kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas SIGMA milik TNI AL. Nama KRI Sultan Hasanuddin diambil dari nama Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI. KRI Sultan Hasanuddin merupakan sebuah kapal korvet modern yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda yang mulai pada tahun 2005 khusus untuk TNI-AL. KRI Hasanuddin (366) bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara. Kapal kelas SIGMA ini mulai dikerjakan pada Oktober 2004, dan mulai ditugaskan pada tahun 2007.

SIGMA dirancang utnuk menerima sistem modul di berbagai area, hal ini menyebabkan kapal ini mempunyai keluwesan yang tinggi dalam pengaturannya dengan biaya yang rendah. Korvet ini dilengkapi dengan perlengkapan komunikasi dan pertempuran yang lengkap di dalam ruang yang luas untuk menampung akomodasi 80 orang, sebuah dek helikopter dan propulsi diesel propeler ganda.Kemampuan propulsi dan keseimbangan yang tinggi dari kapal ini (dilengkapi dengan gulungan penyetabil pasif) membuatnya cocok untuk operasi pencarian dan patroli di perairan teritorial indonesia.

Fungsi dasar dari kapal perang KRI Hasanuddin (366) ini adalah Patroli maritim Zona Ekonomi Ekslusif (EEZ), Penggetar, Pencarian dan penyelamatan (SAR) dan anti kapal selam. Dek helikopter mampu menampung sebuah helikopter dengan berat maksimum 5 ton dilengkapi dengan fasilitas lashing point dan sistem pengisian BBM .Operasi helikopter mampu dilakukan pada malam hari maupun siang hari. Kapal ini dibuat menggunakan rules Lloyd's Registeruntuk unrestricted service dan disetujui oleh prinsipal kelautan yang bonafid.

Tenaga penggerak
KRI Hasanuddin (366) dilengkapi dua buah mesin diesel V28-33D STC (sequintial turbo charging) diproduksi oleh MAN Diesel (Jerman) berkonfigurasi V 20 silinder. Mesin berkekuatan 8900 kW ini masing-masing menggerakan sebuah baling-baling yang bisa diatur kemiringan bilahnya melalui sebuah gir pengurang putaran satu tingkat. Mesin berbobot 46 ton ini berukuran panjang x lebar x tinggi = 7330 x 2100 x 3180 mm.

Persenjataan
Sebagai bagian dari armada patroli, KRI Hasanuddin (366) dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan untuk meronda wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
  • Peluru kendali darat ke udara: MBDA Mistral dalam peluncur Tetral laras 4, Jangkauan efektif 6 km
  • Peluru kendali anti kapal: MBDA Excocet MM40 block 2, Jangkauan efektif 70 km
  • Kanon utama: Oto-Melara Super rapid kaliber 76 mm, kecepatan tembakan 120 rpm,jarak maksimum 16 km (Posisi A)
  • Kanon anti serangan udara: 2 x 20 mm DENEL Vector G12 (Posisi B)
  • Torpedo: 3A 244S Mode II/MU 90 dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo B515
Sensor dan Elektronis
  • Sistem Perang: Thales TACTICOS
  • Radar utama: MW08 3D multibeam surveillance radar
  • Radar senjata: LIROD Mk2 tracking radar
  • Data Link: LINK Y Mk2 datalink system
  • Sonar: Thales Kingklip medium frequency active/passive ASW hull mounted sonar
  • Elektronik Komunikasi: Thales/Signaal FOCON
  • Sistem Pengecoh: TERMA SKWS
  • Platform integrasi utama: Imtech UniMACs 3000 Integrated Bridge System

Kapal perang TNI KRI Karel Satsuit Tubun (356)




KRI Karel Satsuit Tubun (356). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Karel Satsuit Tubun (356)
KRI Karel Satsuit Tubun (356) adalah Fregat kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Karel Satsuit Tubun, salah seorang pahlawan nasional. KRI Karel Satsuit Tubun merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama HNLMS Isaac Sweers (F814) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli.

Kapal perang KRI Karel Satsuit Tubun (356) dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) Mistral menggantikan Sea Cat.

Spesifikasi Kapal Perang KRI Karel Satsuit Tubun (356)
Karakteristik Umum :
  • Berat benaman : 2.200 ton standar, 2.850 ton beban penuh
  • Panjang : 1.134 m (3,720.47 kaki)
  • Lebar : 125 m (410.10 kaki)
  • Draught : 58 m (190.29 kaki)
  • Tenaga penggerak : s shaft, geared steam turbines 2 boilers, 30.000 hp
  • Kecepatan : 28,5 knot
  • Jarak tempuh : 4.500 nm pada 18 knot
  • Awak kapal : 251 orang
Persenjataan Kapal Perang KRI Karel Satsuit Tubun (356) :
  • 2x2 - Rudal Darat ke Udara -Sea Cat
  • 1 Pucuk Meriam - OTO-Melara Compact Kaliber 76 mm ; kecepatan tembakan 85 peluru per menit
  • 2x4 - Rudal anti Kapal perang RGM-84 Harpoon - berpemandu Active radar homming
  • 4x - Torpedo Honeywell Mk 46 Kaliber 533 mm berkemampuan SUT (Surface & Underwater Target)
  • 2x - Senapan Mesin Berat browning kaliber 12,7 mm
Perangkat elektronik :
  • Radar
  • Radar kontrol tembakan
  • Sonar
  • Decoy

Kapal Perang PKR-105 Mulai Dibangun PT PAL Untuk TNI AL

Kapal Perusak Kawal Rudal 105 (PKR-105)/Frigate adalah produk dari program nasional yang diprakarsai Kementerian Pertahanan untuk menghasilkan kapal perang produksi Indonesia. Awalnya program ini bertujuan untuk mendapatkan model dasar untuk pengembangan kapal perang jenis korvet. Namun setelah melalui proses yang berliku dan berkepanjangan, arah program ini justru melompat untuk menghasilkan kapal perang jenis Frigate yang dikenal dengan sebutan PKR-105 atau sebutan lainnya adalah Perusak Kawal Rudal 105 (PKR-105)/Frigate. Kapal ini mengambil desain dasar dari kapal perang korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach).

PKR SIGMA 10514. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
PKR SIGMA 10514.
PT PAL Garap 3 Kapal Perusak Rudal Pesanan TNI AL. 

Proses pembangunan kapal Perusak Kawal Rudal 105 (PKR-105)/Frigate nomor 1 di PT PAL dimulai, Rabu (16/4/2014). Kapal PKR-105 ini merupakan kapal pertama dari 3 unit yang dipesan Kementerian Pertahanan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL. Pembangunan PKR-105 ini ditandai dengan peletakan lunas (keel laying) sebagai dasar kapal di divisi kapal perang PT PAL.

Peletakan lunas dilakukan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Marsetio, Direktur Utama PT PAL, Firmansyah Arifin, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baharahan) Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd F de Zwaan, dan Managing Director Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Hein Van Ameijden.

Kehadiran pihak Belanda ini karena proyek pembuatan kapal yang per unitnya ditaksir 220 juta dolar AS tersebut, karena Kementerian Pertahanan memesannya ke perusahaan DSNS. Tapi oleh perusahaan galangan kapal Belanda itu, pihaknya menggandeng PT PAL untuk mendukung pembangunan kapal-kapal ini. Dengan sistem Transfer of Technologi. "Pembangunan kapal ini dibagi menjadi enam modul atau bagian. Dikerjakan bersama DSNS dengan rincian, empat modul dikerjakan di Surabaya dan dua modul dikerjakan di Vlisingen, Belanda," jelas Marsetio.

Ditargetkan dua modul yang dirakit di Belanda, pada Maret 2015 sudah datang ke PT PAL untuk dirakit menjadi satu dengan empat modul yang lain, dan selesai dibangun. Dirut PT PAL Firmansyah Arifin menambahkan dengan kegiatan Transfer of Technologi ini, pihaknya sudah mengirim 75 teknisi ke Belanda. "Dengan langkah ini memperkuat kami sebagai lead integrator matra laut. Dan kami siap menyelesaikannya secara tuntas sebagai kapal buatan Indonesia," ungkap Firmansyah.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd F de Zwaan, mengatakan pihaknya mendukung enuh kerjasama alih teknologi dengan PT PAL ini. Menurutnya Indonesia perlu melakukan revitalisasi industri strategis, salah satunya kapal perang ini.

Kapal PKR-105 ini memiliki panjang 105 meter dengan dilengkapi peluncur rudal antikapal permukaan, antiserangan udara, torpedo, dan perangkat perang elektronik. Kapal ini akan dilengkapi helikopter yang membawa torpedo.

Kapal perang jenis Korvet milik TNI-AL

Kapal perang jenis Korvet milik TNI-AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kapal perang jenis Korvet milik TNI-AL
Program Korvet Nasional

Program Korvet Nasional atau biasa disingkat kornas, adalah sebuah program pengadaan kapal perang berjenis korvet secara mandiri. Program yang diluncurkan pada tahun 2002 ini diproyeksikan memenuhi kebutuhan TNI AL akan 22 buah korvet. Kapal didesain bersama Orrizonte Sistem Navali SPA (Ficantieri Shipyard) dan Italian Navy Corvette yang kemudian dikembangkan oleh PT PAL Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan TNI AL, awalnya desain kornas direncanakan dikembangkan dari korvet kelas Commandante. Setelah melalui proses Tender Desain Korvet, Akhirnya diputuskan Korvet Nasional mengambil basis SIGMA class corvette dengan model 10514. Pembangunan kapal itu juga dirancang untuk memenuhi operasi di laut bebas (unrestricted water) dan patroli teritorial termasuk daerah zona ekonomi eksklusif (ZEE) dengan durasi tidak kurang dari 20 hari secara terus menerus. 

Spesifikasi Kapal Perang Korvet Nasional :

Korvet Nasional 80 M
Spesifikasi Awal kapal korvet yang dibangun itu antara lain memiliki panjang garis air 80,00 meter, lebar 12,20 meter, tinggi geladak utama 8,20 meter, kecepatan rata-rata 25,2 knots, akomodasi 81 orang, draft 3,46 meter dan daya pendorong 2 x 7.400 kW.

Korvet Nasional 104 M
Untuk spesifikasi lanjutan korvet yang dibangun oleh PT PAL Indonesia dinamakan Korvet Nasional 104 M. Hal ini dituturkan oleh Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Syamsoedin pada tanggal 9 Februari 2007 di PT PAL Indonesia. Selain itu kecepatan rata-rata adalah 29 knot dan dilengkapi dengan landasan heli sampai 10 ton. Persenjataan yang akan ditempatkan adalah anti-serangan udara, anti-kapal selam, anti-peperangan permukaan laut, anti-peperangan elektronika serta bantuan tembakan kapal. Namun dari maket, setidaknya dilengkapi oleh sebuah meriam 76 mm, empat rudal anti kapal subsonik (kemungkinan C-802 atau Exocet MM40, keduanya telah dimiliki Indonesia) dan rudal anti serangan udara jarak pendek (sekelas Mistral).

Perusak Kawal Rudal(PKR) 105 M
Untuk Spesifikasi Akhir yg disetujui Departemen Pertahanan, Korvet Nasional akan memiliki Panjang 105 meter dan berat 2400 ton, dengan persenjataan meliputi Kanon utama 100mm , 12 MICA vertical launch air defence missile, Bofors ASW Rocket launcher SR375A, MM-40 Exocet block II, Torpedo, Phalanx dan Smart-S MK2 radar system. Sementara mesin diesel utama yg digunakan berkekuatan 4 x 9.240 HP. Korvet ini Berbasis dari Model Damen Sigma 10514 dan diberi nama kelas PKR 105. 

Pihak yang terlibat

Beberapa industri nasional yang terlibat dalam pembangunan kapal korvet adalah:
  • PT Krakatau Steel dan PT Garuda Raja Paksi dalam pengadaan plat baja,
  • PT Pupuk Kaltim dan PT Barata dalam pengadaan steel casting,
  • PT Maspion dan Indalex masalah celling, lining dan floring,
  • PT Mastradra Surya Surabaya memberikan kontribusi dalam pengadaan mebel dan galley equip,
  • PT INKA modul toilet,
  • PT Tadakara dan PT Guna Elektro dalam pengadaan main switch board dan distribution board,
  • PT Pindad pengadaan steering gear dan windlass,
  • PT Barata dalam pengadaan jangkar dan
  • PT Texmaco serta PT Pindad dalam pengadaan alternator.
Alokasi dana
Alokasi dana yang dibutuhkan untuk membuat 2 (dua) unit Korvet mencapai USD 520 juta. Pembuatan 2 (dua) unit Korvet ini merupakan rencana strategis TNI jangka panjang hingga tahun 2024 dalam pemenuhan alutsista TNI Angkatan Laut. Pemesanan telah dilakukan pada 9 Februari 2007 dan direncanakan 4 tahun kemudian kapal sudah bisa diluncurkan. Pendanaan datang dari pinjaman bank dalam negeri dan diperkirakan seluruh program korvet nasional akan menelan biaya 8 triliun rupiah. Pemesanan awal ini terhenti sejenak dikarenakan adanya krisis global.

Pada Tanggal 16 agustus 2010, Kementrian Pertahanan menandatangani kontrak pembuatan Korvet nasional dengan nama PKR 105 bersama PT Pal Indonesia dan Damen Schelde Belanda. Program ini menelan dana $220 juta dari APBN dan akan dikembangkan selama 4 tahun, setelah itu diperkirakan Indonesia mampu membangun sebuah Korvet Nasional setiap 6 bulan sekali.

KRI Diponegoro (365) class frigates

KRI Diponegoro (365). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Diponegoro (365)
KRI Diponegoro (365) merupakan kapal pertama dari korvet kelas SIGMA milik TNI Angkatan Laut. KRI Diponegoro merupakan sebuah kapal korvet yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda dimulai pada tahun 2005 khusus untuk TNI-AL. Bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara. 

Kontrak pembelian dan pembuatan KRI Diponegoro (365) dan KRI Hasanuddin (366)dilakukan pada bulan Januari 2004 dan efektif berlaku sejak 12 Juli 2004. Keduanya dibuat di galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding (SNS), Vlissingen, Belanda. Peletakan lunas KRI Diponegoro dilakukan bersamaan dengan KRI Hasanuddin (366) pada tanggal 24 Maret 2005. KRI Diponegoro diletakkan lunasnya oleh Laksamana Muda Daradjatun Sutisna dan KRI Hasanuddin oleh Komodor Djoko Soerjanto. Upacara dimulainya perakitan kapal dilakukan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Slamet Soebijanto pada 25 Agustus 2005.


Menggunakan nama Pangeran Diponegoro, salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berjasa melawan Belanda dalam Perang Jawa 1825-1830. Begitu pula kapal-kapal dari kelas ini, dinamai menurut nama-nama pahlawan nasional, seperti Sultan Hasanuddin, Sultan Iskandar Muda, dan Frans Kaisiepo. Upacara penahbisan nama terhadap KRI Diponegoro dan KRI Hasanuddin dilakukan oleh KSAL Laksamana TNI Slamet Soebijanto pada tanggal 16 September 2006. Penamaan ini, menurut beberapa orang Indonesia yang hadir pada upacara tersebut merupakan lambang yang mewakili Presiden dan Wakil Presiden. Pangeran Diponegoro adalah pahlawan dari Jawa seperti tempat asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sultan Hasanuddin mewakili Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.


Persenjataan


Torpedo

KRI Diponegoro (365) dilengkapi dengan torpedo 3A 244S Mode II/MU 90 yang dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo tipe B515. 

Peluru kendali

Dipasang dua tipe rudal di atas kapal ini, yaitu:
  • Peluru kendali anti kapal: MBDA Exocet varian terbaru MM40 block 2 yang mampu menjangkau target berjarak 180 km.
  • Peluru kendali darat ke udara: MBDA Mistral versi terbaru TETRAL. Mistral adalah sistem rudal pertahanan udara jarak pendek, yang dapat digunakan dari berbagai platform, bisa dari kendaraan di darat, kapal, helikopter, bahkan dengan konfigurasi jinjing ala Stinger.
Meriam
Meriam utama di posisi A dipasang Oto-Melara 76 mm buatan Italia. Sedangkan kanon ringan tambahan pada posisi B dipasang Auxiliary Gun 2 x 20 mm Vector G12.

Persenjataan elektronik

  • Sistem manajemen tempur Thales TACTICOS buatan Thales, sebuah perusahan hi-tech Belanda, spesialis dalam bidang disain dan produksi sistem integral untuk komando dan kontrol, sensor dan komunikasi. Sistem ini dikenal dengan nama Combat Management System (CMS). Keunggulan teknologi yang dikembangkan Thales kini menjadi standar pertahanan NATO.
  • Data Link: LINK Y Mk2 datalink system
  • Komunikasi elektronik: Thales/Signaal FOCON
  • Sistem Pengumpan: TERMA SKWS
  • Platform integrasi utama: Imtech UniMACs 3000 Integrated Bridge System
Sensor dan elektronis

Radar

Radar utama MW08 3D multibeam surveillance buatan Thales, sebuah radar dengan G-band, yang merupakan famili 3D multibeam jarak menengah (105 km) untuk survei, menentukan sasaran, dan penjejakan. MW08 ini dilengkapi dengan teknologi radar termutakhir yang pendeteksiannya serba otomatis. Radar ini juga dilengkapi dengan kontrol tembak untuk mengendalikan senjata terhadap sasaran permukaan. Ini juga diperkuat dengan radar kontrol tembak LIROD Mk2.

Sonar
Thales Kingklip frekuensi menengah aktif/pasif ASW hull mounted sonar.

Tenaga penggerak
KRI Diponegoro (365) dilengkapi dua buah mesin diesel V28-33D STC (sequintial turbo charging) diproduksi oleh MAN Diesel (Jerman) berkonfigurasi V 20 silinder. Mesin berkekuatan 8900 kW ini masing-masing menggerakan sebuah baling-baling yang bisa diatur kemiringan bilahnya melalui sebuah gir pengurang putaran satu tingkat. Mesin berbobot 46 ton ini berukuran panjang x lebar x tinggi = 7330 x 2100 x 3180 mm.

Penugasan

2007
  • 2 Juli, Bertempat di galangan kapal Royal Schelde, Belanda, KRI Diponegoro (365)secara resmi diserahkan oleh pemerintah Belanda kepada Departemen Pertahanan untuk selanjutnya diserahkan kepada TNI Angkatan Laut. KSAL sekaligus melantik pula komandan pertama kapal tersebut yang dijabat oleh Letkol (Laut) Arsyad Abdullah.
  • 8-11 Agustus, KRI Diponegoro (365) tiba di Riyadh, Arab Saudi dimana awak kapal melakukan bekal ulang logistik serta melakukan ibadah umrah ke Mekkah. Selanjut tanggal 11 Agustus, kapal melanjutkan pelayarannya ke Djibouti.
  • 30 Agustus, KRI Diponegoro tiba di perairan nusantara dan disambut oleh KSAL Laksamana TNI Slamet Soebijanto di atas kapal KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355) yang berlayar di Selat Sunda. Selain itu didampingi oleh KRI Patimura (371),KRI Teuku Umar (385) dan KRI Lemadang.
  • 31 Agustus, KRI Diponegoro (365) tiba di Dermaga 115, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedatangan kapal perang jenis korvet kelas Sigma disambut langsung oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Agus Suhartono, SE bersama Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Moechlas Sidik, Kepala Staf Koarmabar Laksma TNI Budhi Suyitno, Komandan Lantamal III Laksma TNI Moch. Jurianto serta sejumlah pejabat teras Koarmabar lainnya.
  • 17 September, diadakan peresmian KRI Diponegoro (365) dan KRI DR Soeharso (990) di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang dengan mengundang ahli waris dari kedua pahlawan nasional tersebut.
  • 13 Desember, KRI Diponegoro (365) melakukan latihan perang di Laut Balikpapan dan pertama kalinya menembakkan meriam Oto-Melara 76 mm. Latihan ini melibatkan pula 15 KRI lainnya.

Senapan Mesin Kelas Dunia buatan Indonesia.



Eli Gun adalah jenis senapan mesin yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan dari Indonesia, PT Danan Armaments. Senapan mesin Eli Gun mampu menembakkan 30 hingga 50 peluru per detik dan 3.000 peluru per menit. Produk militer PT Danan Armaments ini sudah dipesan sebanyak 200 unit oleh negara-negara di Timur Tengah. Tapi sayangnya TNI belum tertarik dengan produk senapan mesin kelas dunia buatan Indonesia ini.

Eli Gun, Senapan Mesin Produksi PT Danan Armaments. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Eli Gun, Senapan Mesin Produksi PT Danan Armaments.
Senapan Mesin Kelas Dunia dari Indonesia.

Apresiasi patut diberikan kepada perusahaan alat utama sistem senjata nasional. Banyak senjata dan alat tempur produksi dalam negeri yang dinilai telah memenuhi kualitas dunia. Dua produsen senjata yang mampu menarik perhatian internasional dengan produk-produknya di Indo Defence 2014 Expo & Forum adalah PT Pindad dan PT Danan Armaments. "Pindad dengan SPR 2-nya, sementara Danan dengan Eli Gun-nya. Kita akhirnya bisa buat senapan mesin berkelas dunia," kata Direktur Utama PT Danan Armaments, Dananjaya Trihardjo, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Eli Gun merupakan senapan mesin hasil kerjasama perusahaan nasional Danan Armaments dengan perusahaan Italia. Dengan kemampuan melontarkan 3 ribu butir peluru per menit, senapan ini dianggap mumpuni dan dapat disejajarkan dengan senjata kelas dunia. Sejak dirilis beberapa waktu lalu, 200 pucuk Eli Gun sudah dipesan beberapa negara di kawasan Timur Tengah. "Eli Gun juga mampu mengeluarkan peluru 30-50 per detik. Kami membanderol harganya di kisaran US$ 150 ribu hingga US$ 300 ribu," kata Dananjaya.

Kemampuan Eli Gun sudah diuji coba dengan dipasangkan ke helikopter. Setelah berhasil difungsikan pada helikopter, Dananjaya kini menarget penggunaan Eli Gun bisa diintegrasikan ke kapal laut. Meski dinilai mumpuni, Dananjaya mengatakan Eli Gun belum dilirik Tentara Nasional Indonesia. Belum ada obrolan antara Dananjaya dan TNI mengenai jual-beli senjata tersebut. "Padahal senjata ini sudah bisa diintegrasikan ke helicopter Bolco dan rantis (kendaraan taktis). Mudah-mudahan ke depannya bisa diintegrasikan pada kendaraan tempur, termasuk kapal, dan dilirik TNI," kata Dananjaya.

Pujian juga layak diberikan kepada kapal patroli antipeluru produksi PT Bay Industrial Indonesia. Sesuai slogannya, produk Bay Industrial mampu menahan peluru level 3 plus AK 47 dan MSC. Kapal tersebut juga mampu melaju dengan kecepatan hingga 80 knot meski diisi oleh 26 penumpang. "Nigeria kemarin ke sini dan katanya mau impor kapal ini. Presiden Jokowi juga ke sini dan sangat tertarik melihat produk kami," ujar pemilik PT Bay Industrial Indonesia, Lee Ki Hyoeng

TNI AL Siap Dukung Seluruh Program Susi Pudjiastuti

TNI AL Siap Dukung Seluruh Program Susi Pudjiastuti

TNI AL Siap Dukung Seluruh Program Susi Pudjiastuti
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) TNI AL, Marsetio hari ini berkunjung ke kantor Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Dalam kunjungannya tersebut, Marsetio menegaskan pihaknya siap mendukung seluruh program yang dijalankan oleh Kementerian di bawah naungan Bos Susi Air ini.

Susi mengatakan, TNI AL siap untuk bekerja sama dan melakukan segala upaya untuk memberantas penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) tersebut.

"Bu Susi saya siap dukung semua program di KKP, terutama illegal fishing, illegal pengangkutan dari sisi perikanan atau harta karun di kelautan," ujar Susi menirukan ucapan Marsetio, di kantor KKP, Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Susi pun berharap, agar kerja sama yang dilakukannya ini akan jadi komitmen bersama. Hal ini sekiranya sebagai bukti bahwa dirinya bertekad mengubah Indonesia menjadi lebih baik, melalui kerja nyata.

"Jadi kita Ingin buktikan kita mau bekerja merubah Indonesia untuk jadi lebih baik dengan kerja nyata. Kita sedang inventarisir apa yang akan kita kerja samakan," tambah dia.

Hal ini, sambung Susi, sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memulai perubahan dengan mengurangi ego sektoral antar kementerian dan lembaga.

"Setiap departemen harus bekerja sama. Saya sampaikan di KKP saat sekarang banyak sekali persoalan, saya anggap tantangan. Saya yakin kalau Pak Kasal (Marsetio), dan seluruh kementerian lain bersama membantu KKP untuk menanggulangi permasalahan di lautan lepas, semua akan teratasi," pungkas dia.

TNI AL Tenggelamkan Tiga Kapal Vietnam di Anambas Hari Ini

 Tiga buah kapal berbendera Vietnam akan ditenggelamkan di perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/2014) ini. Ketiga kapal itu ditangkap setelah memasuki wilayah perairan di Indonesia secara ilegal.
"Persiapan sudah dilakukan sejak tadi pagi di lokasi, hanya tidak tahu apa sudah dilakukan atau tidak. Ada tiga kapal yang rencananya ditenggelamkan hari ini. Semuanya dengan bendera Vietnam," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksma Manahan Simorangkir, saat dihubungi, Jumat.
Manahan mengatakan, ketiga kapal itu sudah terlebih dulu ditangkap dan sudah menjalani proses hukum hingga akhirnya disita menjadi milik negara. Penenggelaman akan dilakukan sebagai upaya pemerintah memberikan efek jera terhadap aksi pencurian ikan yang marak terjadi di wilayah laut Indonesia.

"Kami lakukan penangkalan supaya orang kapok dan tidak mencuri lagi, supaya orang tidak lagi seenaknya masuk ke wilayah laut kita," imbuh Manahan.

Manahan yakin penenggelaman kapal ini tak akan memengaruhi hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga. Sebelumnya, TNI AL juga sudah pernah melakukan penenggelaman kapal. Meski sempat ada protes dari negara lain, pada akhirnya, negara-negara itu memahami aturan hukum yang ditegakkan Pemerintah Indonesia.

"Kami yakin karena ini sudah sesuai hukum, mereka mengerti. Tak akan berpengaruh, hubungan kita akan baik-baik saja dengan negara lain," ucap Manahan.
 
Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajaran TNI serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan mulai pekan ini. Penenggelaman akan dilakukan untuk kapal-kapal yang ditangkap di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
 
"Presiden menyampaikan terkait dengan tindakan tegas terhadap para pelanggar atau pencuri ikan yang masuk wilayah kita dengan ketegasan, akan dilakukan upaya hukum sampai kepada penenggelaman kapal. Sudah dilaporkan dan akan dilakukan pada Sabtu mendatang," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Kamis (4/12/2014).
 
Teknis penenggelaman kapal, ucap Tedjo, akan dilakukan bisa dengan cara menembak badan kapal hingga akhirnya tenggelam atau membakarnya. "Bisa ditembak, bisa kita bakar, seperti yang dilakukan oleh Australia. Pesannya, jangan sekali-kali lewat perbatasan laut Indonesia," imbuh mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu.

Hercules TNI AU Pulangkan 492 TKI Ilegal Dari Malaysia


Lima pesawat C-130 Hercules TNI AU dibawah mission commander Letkol Pnb Purwanto Adi, Selasa (23/12) malam telah berhasil membawa kembali ke tanah air para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi pemerintah Malaysia.  Sebanyak 492 TKI berhasil didaratkan di Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 18.30 wib, sebelumnya mereka telah menempuh penerbangan dari bandara Subang Kuala Lumpur Malaysia menuju Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Begitu turun dari pesawat Herkules, para TKI langsung diarahkan ke ruang tunggu di Baseops Halim Perdanakusuma, untuk dilakukan pengecekan kelengkapan dokumen keimigrasian, pengecekan barang bawaan serta pemeriksaan kesehatan. Sesaat sebelumnya, juga telah dilakukan upacara peneyerahan TKI yang dilaksanakan oleh perwakilan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta kepada pemerintah Indonesia.
Para TKI kemudian dikelompokan menurut asal daerahnya yang meliputi lima lokasi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara dan Nanggroe Aceh Darusalam.  Setelah selesai menjalani pengecekan dokumen, selanjutnya malam itu juga para TKI di tampung di beberapa penampungan TKI milik Kemennaker  yang berada di Jakarta Timur dan Bekasi.
Selanjutnya hari ini Rabu (24/12) dipulang kan ke kampung halaman masing-masing yaitu ke Jawa Timur dengan satu pesawat Herkules TNI Angkatan Udara menuju Lanud Surabaya dan dua Herkules Menuju Lanud Suwondo Medan Sumatra Utara..
Sementara itu, pada hari ini juga dua pesawat C-130 Hercules kembali melaksanakan misi penjemputan TKI ke Malaysia dibawah mission commander Letkol Pnb Purwanto Adi, Pesawat A-1305 dan A-1327 telah diberangkatkan pada pukul 07.00 dari Halim Perdanakusuma menuju Lanud Suwondo Medan dan setelah itu menuju Bandara Subang di Kuala Lumpur Malaysia.
Sekitar 200 TKI akan diterbangkan kembali dengan pesawat Hercules TNI AU dari Malaysia menuju ke Indonesia dan direncanakan hari ini pukul 16.00 WIB dua pesawat Hercules akan mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.
TNI Angkatan Udara mengerahkan pesawat Herkules untuk melaksanakan operasi penjemputan para TKI dari Malaysia ini, merupakan wujud nyata kecepatan TNI AU merespon menindaklanjuti perintah pimpinan untuk melaksanakan Operasi kemanusiaan.

Kapal Perang TNI AL Gagalkan Aksi Pembajakan Terhadap Kapal Kargo Berbendera Panama

Kapal Perang TNI AL Gagalkan Aksi Pembajakan Terhadap Kapal Kargo Berbendera Panama



Dua kapal perang TNI AL dikabarkan telah berhasil menggagalkan aksi pembajakan terhadap sebuah kapal kargo berbendera Panama, MV New Emerald. Dua kapal perang Indonesia tersebut adalah KRI Todak (631) dengan Komandan Mayor Laut (P) Sandy Kurniawan dan KRI Sanca (815) dengan Komandan Kapten Laut (P) Eko Yudi. Peristiwa tersebut terjadi di kawasan perairan perbatasan Indonesia dan Singapura, tepatnya di selat Philips.

KRI Todak (631). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Todak (631).
TNI AL Gagalkan Rencana Pembajakan Kapal Kargo di Perbatasan RI-Singapura.

Kapal Perang Indonesia (KRI) di bawah Komando Armada Barat (Koarmabar) menggagalkan pembajakan terhadap kapal kargo berbendera Panama. Rencana pembajakan itu berada di selat Philips, dekat Singapura. Demikian disampaikan, Kepala Dinas Penerangan, Koarmabar, Letkol (L) Ariris Miftachurrahman dalam siaran persnya, Jumat (21/11/2014).

Letkol Ariris menjelaskan, informasi terjadinya pembajakan diterima TNI AL dari liasion officer RI di di IFC (Information Fusion Center) Singapura. Disampaikan bahwa MV New Emerald berbendera Panama akan dibajak di perbatasan Indonesia-Singapura, Jumat (21/11/2014).

KRI Sanca (815) dengan Komandan Kapten Laut (P) Eko Yudi dan KRI Todak (631) dengan Komandan Mayor Laut (P) Sandy Kurniawan yang sedang melaksanakan operasi pengamanan perbatasan Indonesia-Singapura bergeser ke lokasi yang dimaksud. "Tidak membutuhkan waktu lama, kedua kapal perang tersebut berhasil mendeteksi dan menemukan keberadaan kapal MV New Emerald. Selanjutnya mereka mengawal ke perairan Teluk Jodoh, Batam, Kepulauan Riau (Kepri)," kata Letkol Ariris.

Tidak ada kerugian material dalam kejadian tersebut. Para pembajak sudah melarikan diri sebelum kedua KRI sampai di lokasi kejadian. Koarmabar, menurut Letkol Ariris, selalu siaga. Terutama terkait isu pembajakan dan pencurian.

Jet Amfibi BE 200 Bakal Kawal Kedaulatan Laut NKRI



Pesawat jet amfibi BE 200 atau yang punya nama lengkap Beriev Be-200 Altair telah diusulkan untuk dibeli guna ditugaskan memberantas praktik illegal fishing di perairan Indonesia. Beriev Be-200 Altair adalah pesawat bermesin jet yang mampu lepas landas dan mendarat di atas permukaan perairan seperti di laut dan danau. Pesawat ini dibuat oleh negara Rusia.

Beriev Be-200 Altair. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Beriev Be-200 Altair.
TNI Akan Beli Pesawat Jet Amfibi untuk Berantas Illegal Fishing.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia mengatakan TNI akan membeli pesawat jet amfibi, dalam rangka memaksimalkan upaya pemberantasan praktik illegal fishing di perairan Indonesia. Jet Amfibi tersebut akan berfungsi dalam aktivitas TNI menjalankan patroli laut maupun patroli udara. "Salah satu jenis pesawat Jet Amfibi tersebut yakni BE 200," ujar Ida Bagus, dalam jumpa pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/12/2014).

Ida Bagus menuturkan, rencana pembelian jet amfibi tersebut diutarakan pada saat Presiden Joko Widodo melakukan blusukan ke wilayah perbatasan Indonesia, tepatnya di Wilayah Kalimantan Timur. Saat itu Jokowi melihat tentang aktivitas patroli darat maupun patroli laut dari TNI dalam menjaga wilayah perairan Indonesia. Kemudian,kata Ida Bagus, TNI menawarkan solusi kepada Jokowi untuk membeli jet amfibi. "Kami sampaikan solusi dalam hal pelaksanaan penindakan dan pencurian ikan di wilayah laut, berupa pesawat amfibi yang bisa mendarat di laut dengan karakteristik mampu di gelombang yang tinggi," ucap Ida Bagus.

Ida Bagus menerangkan, dengan kemampuannya yang bisa mendarat di permukaan laut, jet amfibi tersebut mampu menahan para pencuri ikan agar tidak melarikan diri. Jet tersebut juga mampu membawa tim untuk melakukan pengamanan laut. Ida mengatakan Jokowi menyetujui usul tersebut. "Dan waktu itu beliau (Jokowi) setuju dengan ide itu," kata Ida Bagus.

Jet Amfibi tersebut merupakan jet asal Rusia. Jet tersebut biasanya digunakan untuk melakukan pemadaman hutan karena mampu mengangkut bom air. Selain itu, jet tersebut juga digunakan oleh tim Sar untuk kegiatan penanganan bencana maupun pencarian orang.

Popular Posts

sosmed

       
   

shorte

share

adfly